-K.U.L.I.A.H.!!!-

Author: Unknown // Category:


Waktu gue ngetik tulisan ini, gue lagi sekarat.
Di kamar yang gelap, hanya ada sebuah lampu kecil yang menerangi. Keadaan sangat sunyi. Terbaring di tempat tidur, dengan selang infus yang mengalir di tangan sebelah kanan, dan selang buat ngisi darah di tangan sebelah kiri. Masker oksigen gak bisa lepas dari mulut dan hidung gue. Detak jantung tidak stabil. Tekanan darah naik turun. Dompet menipis.
Sulit ngebedain, antara sakit parah dan gak punya duit.
Mungkin ini hal terakhir yang bisa gue tulis di sini..


Meskipun opening di atas bagus, but that’s just a joke guys!
Itu hanya penggambaran (secara ekstrim) dari apa yang gue rasain setelah 2 minggu masuk kuliah di semester ini!!
(bagi pembaca yang ngerasa udah sempet gembira duluan tadi, maaf! Gue baik-baik aja di sini..)


Kita pasti pernah ngalamin bagaimana perasaan tertekan dan terjepit. Ya, pasti semua orang pernah mengalaminya. Entah itu pada saat kita dikasih tugas berjubel yang gila banyaknya dengan deadline yang super singkat, diwajibkan bos melakukan banyak hal di tempat berbeda di saat yang bersamaan, atopun pada saat kita naik bis kota berdiri, sambil berdesak-desakan banyak orang sampe sulit gerak dan napas, lalu kedua kaki kita juga keinjek sepatu boot milik polisi yang juga naik bis.
Banyak hal yang bisa ngebuat ngerasa tertekan dan terjepit. Apapun bisa terjadi.
(oke! Menurut gue, contoh yang terakhirlah lebih menggambarkan pengertian dari ‘tertekan’ dan ‘terjepit’.)

Emang banyak hal yang bisa ngebuat ngerasa yang namanya tertekan dan terjepit. Tapi kalo kita mau berpikir positif dan tidak putus asa, semua masalah ada solusinya kok..
Kita ambil lagi contoh-contoh diatas.
Contoh kasus pertama:
kamu dikasih tugas super banyak dengan deadline super singkat.

Solution:
gampang! Cari dan kumpulin keponakan-keponakan kamu. Iming-imingi mereka dengan permen! Dengan sedikit arahan singkat, pasti mereka langsung bersedia mengerjakan semua pekerjaan kamu!
Selain ini solusi smart dan cerdas, semua pekerjaan kamu selesai tepat waktu, ini juga solusi hemat! Bayangkan, jika keponakan kamu ada 5, maka kamu cuma butuh 5 biji permen!
Pekerjaan selesai, uang gak banyak terkuras.


Risk:
Efek permen itu hanya bekerja pada keponakan umur 7 tahun kebawah!
Pastikan mereka gak malah ngancurin pekerjaan kamu!


Trus, contoh kasus kedua: bos kamu mewajibkan melakukan banyak hal di tempat berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Solution:
Tereak keras-keras ke bos kamu di depan mukanya, “Pak! Saya ini bukan Naruto yang bisa jurus Kagebushin!! Saya juga bukan amoeba yang bisa membelah diri! Bagaimana saya bisa melakukan hal bersamaan di tempat berbeda?!! Coba anda pikir pake logika!!”
Biasanya cara ini efektif. Kalo kamu mengatakannya secara tulus dan masuk akal, biasanya bos kamu langsung tersadar dengan keadaan kamu yang terdesak tersebut, dan kamu langsung terbebas dari tanggung jawab ini.

Risk:
Kamu dipecat.


Kasus ketiga: kamu naik bis kota berdesak-desakan. Kamu berdiri karena gak kebagian tempat duduk. Karena berdesak-desakan orang banyak, udara menjadi pengap dan gerah. Kamu sulitan gerak dan napas. Yang terparah, kedua kaki kamu keinjek sepatu boot beberapa polisi yang juga naik disana. Kamu ngerasa tertekan dan terjepit.

Solution:
Kamu pengen tereak, “kaki lo gak punya mata ya?!! Nginjek kaki gua neh!!” tapi batal. Kamu sadar mereka polisi. Kamu gak pengen digampar bolak-balik pake gagang pistol dan berakhir di rumah tahanan. (kamu gak pengen ngulangin kejadian yang ngebuat kamu dipecat bos kamu)
Kamu pun pake cara halus,
“maaf pak, kakinya nginjek kaki saya..” sambil bernada agak sungkan dan nahan sakit. Polisi gak bergeming. Ternyata cara ini gagal. Setelah kamu cek, ternyata pak polisinya lagi dengerin musik kenceng-kenceng di headphone di kupingnya. Terdengar sayup-sayup sejenis lagu campursari dari sana.
(Kamu mulai heran, mengapa ada polisi pake headphone di sini)

Risk: kamu harus menahan rasa sakit hingga sampai tiba di tempat tujuan.
Salah sendiri, gak bisa ngebedain antara bus kota ama truk polisi brimob.


….
……
Ya. Seperti contoh diatas, gue cuma ngerasa agak tertekan, terjepit, dan kecapean.
Ternyata bener apa yang gue tulis di bagian akhir dari post gue yang sebelumnya, kalo di semester ini kuliah gue bakal lebih sulit dan ‘kejam’.
Di semester ini ternyata emang jauh lebih padat dan serius kalo dibanding dengan semester-semester sebelumnya.

Oke! Ini mata kuliah gue semester ini:
check it out!!..


Multimedia Networking:

Sesuai namanya, mata kuliah ini mengajarkan kita mengenai berbagai hal tentang ‘jaringan’. Mata kuliah ini merupakan lanjutan dari mata kuliah semester sebelumnya. Berdasarkan sejarah di semester sebelumnya, gue sama sekali gak pandai dengan mata kuliah ini.
(mojok merenungi nasip di sudut tempat yang gelap.)

Di semester ini, yang ngajar mata kuliah ini adalah dosen baru. Orangnya multi talent, tapi agak keras. Tipe-tipe orang yang kalo kepalanya dilempar pake penghapus papan tulis bakal marah. (ya iyalah! Semua orang juga pasti gitu!)
Di pertemuan awal (yang biasanya selalu diisi dengan perkenalan), orangnya sempet cerita riwayat hidupnya panjang lebar. Mulai dari sejak kecilnya yang suka bongkar pasang barang-barang elektronik, waktu sunatnya yang dikado solder sama ortunya, SMA ampe kuliahnya yang nyari uang sendiri, pindah-pindah kuliah dan pekerjaan, hingga akhirnya (tersesat) ngajar di kelas gue. ternyata banyak pengalaman yang udah dilaluin oleh dosen ini.
‘WOW! Keren! Keren banget!’ pikir gue.
Beda banget ama gue. Gue gak bakalan mau cerita riwayat hidup gue. Kalopun dipaksa cerita, paling mentok gini,
“jadi, waktu kecil saya dulu.. saya sukanya mainan di pasir.. ”

Di akhir, beliau langsung me-review apa yang akan kita pelajari 1 semester ini.
“bla-bla-bla… …ya, diantaranya membuat website, tapi gak cuma html yang langsung jadi gitu lho ya, tapi juga php, database, dan lain-lain. Kita juga main-main bagaimana caranya membuat server, melakukan file sharing, video streaming dan lain-lain. Di akhir nanti, saya pengennya kalian bisa mengenal dan membuat yang namanya video demand. Ya kayak Youtube gitu. Gimana cara kerjanya, apa aja yang ada di dalamnya, ya pokoknya apa aja yang ada dan dibutuhkan di dalamnya. Mulai sekarang kalian cari-cari tentang itu..”
“ada pertanyaan?”
Sekelas diem.
Gue diem.
Lebih tepatnya, berhenti napas.

Great! Baik sekali dosen ini. Mood gue untuk 6 bulan ke depan dirusak oleh penjelasan yang kurang dari 3 menit!!
Gue yakin, kalo aja dosen ini me-review lebih jauh lagi, gue bakal kena gagal jantung.
Gue baru sadar, kalo mata kuliah ini berlevel very expert. Dan bakalan jadi momok gue di semester ini.

Di pertemuan selanjutnya, waktu beliau ngajarin yang namanya HTTP, website, 7 OSI layer, UTP, UDP, gue duduk manis mendengar penjelasan beliau. Tak satupun terlewatkan. Mata gue memandang tajam di setiap penjelasan yang beliau ajarkan.

‘percuma! Semua ini percuma! Gue tetep gak bisa mata kuliah ini!!...’ jawab gue dalem ati, sambil terus menatap tajam penjelasan-penjelasan yang masih sulit gue cerna.

Gue langsung ngebayangin apa yang akan gue laluin 6 bulan ke depan.

Neraka.


Mixing and Switching:

Kalo mata kuliah ini, ngajarin kita tentang bagaimana caranya mengedit suara, lagu, instrumen, mengatur-ngatur efek-efek agar tercipta suara yang bagus dan indah. Ini lanjutan dari editing audio video di semester lalu. Ya, pokoknya kalo ada mahasiswa tertarik dengan musik dan pengen bercita-cita jadi kaya Erwin Gutawa, mata kuliah ini cocok banget buat mereka.
Kalopun meleset, se-enggak-nya mereka masih bisa ngamen di jalanan.

Level dari mata kuliah ini kayanya masih bisa gue jangkau.

Dosen yang ngajar adalah orang yang sama yang ngajar kamera editing dan lighting di semester sebelumnya. Orangnya tipe pendiem, ramah senyum, tapi langsung nyoret absen bila ada anak yang gak masuk.
Peribahasa ‘air yang tenang menghanyutkan’ pantas disandang beliau.
Kalo di film-film thriller, beliau adalah tipe-tipe karakter yang ramah, yang selalu berekspresi tersenyum sambil berkata “ada yang bisa saya bantu?” meskipun di wajahnya ada bekas darah.
Penonton tak pernah tahu, kalo karakter ini adalah pelaku utama pembunuhan berantai.
(kok jadi horror gini?!)

Oh ya, ngomong-ngomong dosen yang sama, ada yang seru waktu pertemuan pertama kemaren!
Waktu itu kita kuliahnya di lab. Optik. Kita semua sih selalu pengennya di setiap pertemuan awal kuliah diisi dengan perkenalan. Tapi karena kita semua udah kenal, maka beliau nggak berhasil terjebak. Beliau pun me-review materi 1 semester.
Ternyata kuliah berjalan singkat. Setelah beliau ngejelasin materi apa aja yang bakal kita lalui bersama di file ppt, kuliahpun kelar. Anak-anak diperbolehkan keluar.

Ternyata gue salah!
Ini masih belum selesai! Masih ada halaman terakhir dari file ppt yang belum ditampilin!
HALAMAN TERAKHIR!!

“ya, kuliah selesai. Semuanya boleh keluar… kecuali anak-anak ini!” sang dosen memberi efek kejutan di akhir kalimat.

Semua anak-anak yang udah beranjak dari bangku kalang-kabut kesana-kemari buat keluar dan perhatiannya yang udah gak konsen lagi, otomatis perhatiannya langsung tersedot kembali ke kejutan sang dosen.
Kita semua langsung fokus.
Hening.
Waktu melambat.
Kita semua heran, ‘ada apa ini?!’

Lalu muncullah halaman terakhir dari file ppt terpampang jelas di proyektor!


MAHASISWA KOMPEN:
Budi
Andhika
Galang

MAHASISWA UP:
Arif
Rani
Yoni



JEGERR!!!!
“whahaha!!...” semua anak langsung ketawa rame. Gue langsung seperti ngalamin dejavu. Ini pernah terjadi.
Beberapa saat kemudian gue baru sadar, itu adalah daftar ‘mahasiswa kompen’ yang dulu.
“wah! Kamu kena lagi Bud!” kata salah satu temen gue menyemangati.
‘hah?! Kenapa masih ada daftar ini?!’ gue masih gak ngerti, kenapa ini masih ada? Sekarang ditambahin daftar mahasiswa UP segala!!

Setelah gue inget-inget, ternyata gue emang belum menjalankan tugas kompen gue. Gue masih belom ngebersihin ruang lab. Tapi itukan untuk mata kuliah yang lain? Bukan yang ini? Lagian itu udah lama. Semester yang lalu udah selesai. Kenapa masih diungkit-ungkit?
Gue pengen banget ngomong ke dosennya, “pak, sebaiknya kita lupakan dendam ini. Dendam hanya akan menghancurkan semuanya. Mari kita buka lembaran baru.. buka semangat baru.. buka suasana baru..”
Setelah gue pikir-pikir, gak jadi. Di awal masuk semester ini sebaiknya gue buat image yang bagus aja.
Lagian ini bukan waktu yang tepat buat promosi coca-cola.

“ya, bagi anak-anak yang namanya diatas harap tetap di sini.. yang lain boleh keluar.”
Anak-anakpun keluar ruangan dengan riang gembira. Sementara kita ber-enam anak memandangi mereka dengan mata berkaca-kaca.


SPOILER:
Ternyata kita didalam disuruh memasang komputer dan kabel-kabel yang belum terpasang. Kita juga disuruh meng-install windows, memindah memory RAM dan sebagainya.
Wow it’s so … *speechless*



Game Development:

Mata kuliah ini mengajarkan tentang segala hal tentang pembuatan game. Mulai dari storyboarding, jalan cerita, desain, pemrograman, bagaimana cara pembagian tugas dalam kelompok dan lain-lain. Pokoknya mulai dari game masih berupa konsep hingga game jadi dibuat. Seru pokoknya!

Kabar gembira dari mata kuliah ini, aplikasi yang digunakan untuk praktek membuat game adalah menggunakan Game Maker! Sebuah aplikasi untuk membuat game yang tanpa menggunakan koding alias pemrograman! Aplikasi ini hanya pake sistem Drag N Drop! Full logika aja. Jadi kalo logika kita kuat tapi lemah di koding, gak bakal jadi masalah.
Akhirnya gue bisa menggunakan logika imajinasi gue tanpa hambatan!



Bahasa Inggris:

Deskripsi tentang mata kuliah ini udah jelas.
Kabar gembira, ternyata yang ngajar di semester ini adalah dosen wanita yang ngajar kelas gue semester 1 pemirsa!! Orangnya ramah, murah hati, tidak sombong, dan rajin menabung! (halah!) Orangnya baik hati dan manis. Kenapa manis? Itu terlihat, karena kemanapun beliau pergi selalu ada semut yang mengerumuni. Ya enggaklah!!
Tipe-tipe orang yang disukai murid-murid kalo ngajar.
Yang lebih penting dari semua itu, teknik pengajaran. Kita sekelas gak pernah bosen kalo diajar orang ini, karena selalu aja ada hal baru yang muncul di setiap pertemuan. Cara penyampaian materinya pun macem-macem, kreatif. Kita gak selalu belajar di dalam kelas aja lho.. tapi juga diluar kelas.
Contohnya aja di pertemuan paling terakhir kemaren, kita diajak ke lab bahasa buat nonton video BBC tentang ilmu pengetahuan yang keren abis! Anak-anak sangat antusias dengan teknik belajar kaya gini.
Ruangan ber-AC. Kursi nyaman. Layar LCD 29 inch. Sound Home Theater. Wow! Teknik pengajaran yang keren! Sangat-sangat tidak membosankan! Gue hampir gak bisa ngebedain antara sedang kuliah dengan sedang nonton di Cinema 21.
Prinsip gue, semakin keren teknik pengajarannya, maka semakin keren pula dosen itu di mata gue.
Dosen ini emang keren!

Gue bisa ngomong kaya gitu karena di 2 semester sebelumnya, (semester 2 dan 3), kita udah ngalamin masa-masa tirani kegelapan, diajar oleh dosen yang sangat kaku. Orangnya terlalu.. emh… apa ya gue nyebutnya… purba!
Teknik pengajaran dan penyampaian materinya terlalu sangat-sangat monoton!
Tempatnya selalu dikelas. Orangnya lebih banyak cerita-cerita sendiri, daripada berinteraksi dengan mahasiswa yang diajarnya. Tipe-tipe orang yang bisa cerita panjang lebar, meskipun gak ada yang mau ngedengerin. Orangnya gak memberi kesempatan kita bertanya. Ya, mungkin sejak awal emang udah beda pandangan kali.
Di minggu awal, semua anak diberi tugas nyari bahan materi yang udah dibagi perjudul materi per anak. Lalu di minggu-minggu selanjutnya, tiap anak maju buat presentasi menyampaikan materi. Hal ini berlangsung full 1 semester. Di semester selanjutnya juga begitu. Ngalamin itu semua, semangat kepahlawanan gue membela tanah air tercinta hampir lenyap selama 2 semester! (??)
Hufh… benar-benar jaman kegelapan.

Makanya kita semua langsung bersemangat waktu tahu, bahwa di semester ini kita diajarkan dosen wanita ini lagi.
“halo.. kita ketemu lagi. Gak bosen diajar lagi oleh saya?”
“Enggak bu! Enggak bu! Ya enggaklah Bu!!” anak-anak jawab serempak penuh nafsu birahi. Mata mereka berbinar-binar.

“ENGGAK BU!!” jawab gue mantab, “setelah semua yang terjadi…”
Tawa seluruh anak-anak menggelegar dalam ruangan.


Itulah beberapa contoh dari mata kuliah gue di semester ini. Masih ditambah dengan mata kuliah lainnya seperti Studio Accessories, yang ngajarin kita tentang berbagai macam alat-alat dari studio Broadcasting dan kegunaanya, Dasar Jurnalistik, yang ngajarin kita tentang semua hal tentang jurnalisme dan juga Bengkel Komunikasi, yang ngajarin kita tentang proses pengiriman informasi.
Bener-bener kuliah penuh di semester ini.

Ya, kuliah semester ini emang berat. Hal ini udah terlihat di awal masuk semester ini. Semua dosen tanpa terkecuali langsung bersikap serius di awal masuk. Mereka bersikap garang dan tegas. Udah gak bisa diajak lunak santai kaya dulu. Tersenyumpun, hanya senyum dingin. Seolah-olah pengen ngomong ke mahasiswa yang diajarnya,
“kamu salah sikap, siap-siap pake 1 paru-paru buat napas!”
Kita semua langsung waspada. Gak ada lagi yang berani celometan ngawur. Kita seolah-olah dapat merasakah hawa kegelapan di sekitar kita. Seolah-olah udah tahu, kalo ngomong ngawur, itu adalah hal terakhir yang bisa keluar dari mulut kita.
Serem.

Sepertinya tanda bahwa kuliah semester ini berat udah disampaikan sejak awal kita masuk. Gak itu aja, bahkan beberapa mata kuliah langsung ngasih tugas laporan di awal masuk kuliah. Dan gak main-main, tugas laporan tersebut harus bener-bener dikerjain! Kalo enggak, out!
Belum lagi masalah absen. Kalo sebelumnya kita bisa sedikit memiliki celah dalam hal absen, sekarang udah gak bisa lagi. Untuk bagian absen sekarang udah diambil alih teknologi!
Kalo sebelumnya di kampus gue udah memperkenalkan sistem parkir yang teraman dan tercanggih di kampus manapun, sekarang giliran absen yang memakai sistem canggih.

Oke! Karena gue baik hati, gue akan me-review sedikit tentang sistem parkir dan absensi yang ada di kampus gue saat ini.
Here we go..

Parkir

Sistem parkir ini udah diterapkan duluan sejak semester lalu.
Cara kerjanya gini:
- pintu masuk memiliki 2 jalur, kanan dan kiri. Semuanya make palang pembatas otomatis.
- kita masuk hingga di depan palang pembatas.
- terdapat 1 kamera untuk mengambil gambar kita.
- petugas mencatat plat nomor motor kita.
- foto dan nomor plat kita tadi disimpan jadi 1 dan di-save.
- data yang di-save tadi dikirim ke alat, lalu muncul karcis parkir yang berisi bar code. Bar code dalam karcis itulah yang menyimpan info tentang kita tadi.
- palang kemudian dibuka.
- kita bisa masuk parkir dengan bebas.

Waktu keluar hampir sama:
- kita berhenti hingga di depan palang pembatas di pintu keluar.
- kamera lagi-lagi menyorot kita.
- kita berikan karcis ke petugas parkir.
- code biner dalam karcis tersebut langsung di-scan di sebuah alat dan muncul data kita.
- petugas akan mengecek kecocokannya nomor plat kita dan foto waktu kita masuk dengan apa yang ditangkap dengan oleh kamera sekarang.
- bila semuanya cocok, palang akan dibuka dan kita bisa keluar.

Liat! Canggih banget kan! Gue masih belum nemuin tempat parkir secanggih ini di universitas manapun hingga saat ini!

Tapi kelemahan dari semua yang ‘serba canggih dan berteknologi’ ini adalah: proses untuk parkir menjadi semakin lama.
Bahkan ini sangat kerasa waktu kita parkir pagi-pagi waktu bareng ama semua mahasiswa yang juga barengan parkir. LUAAMMAAA!!!
Bisa ampe 10 menit kita hanya untuk antri buat parkir!
Bahkan di hari kedua waktu awal masuk kemaren, panjangnya antrian nyampe 100 meteran!! Gue ampe berada di halte bus di sisi luar kampus cuma buat antri!! 15 menit cuma buat antri parkir sodara-sodara!!


Absensi

Sistem absensi ini baru berlaku di semester ini. Media untuk absen yang digunakan adalah sebuah kartu yang diberi nama ‘Smart Card’!! *Jeng-jeng! (efek sound kejutan)
Cara kerjanya simpel:
- setiap ruangan yang bisa digunakan sebagai media untuk belajar mengajar di kampus sudah dipasangi alat untuk media absen dengan kartu ini. (tentu aja toilet, mushola, ruang dosen dan ruang-ruang lainnya gak ada)
- cara absensi adalah dengan cara menempelkan kartu kita ke alat tersebut hingga berbunyi dan menyala, sebagai tanda kartu kita udah terdeteksi.
- dosen harus melakukan absensi lebih dulu, baru mahasiswa. Bila dosen belum absen, maka terdapat tulisan ‘BELUM ADA DOSEN’. Dalam kondisi ini, apapun yang kita lakukan tidak akan bisa melakukan absensi.
- saat dosen sudah melakukan absensi, maka muncul tulisan ‘DOSEN MASUK’. Pada saat kondisi seperti inilah kita baru bisa melakukan absensi.
- bila mahasiswa melakukan absensi di atas 20 menit setelah dosen, maka dianggap telat.

Wow! Liat! Melakukan absen gak pernah seperti ini!!
Ada 2 hal yang guesimpulkan:
- Kalo kita gak pengen telat, maka kita harus tahu kapan dosen melakukan absensi.
- Kalo kamu tahu bakal telat, lebih baik gak usah masuk! Percuma!



Kuliah yang berat! Tugas menggunung! Sistem didiplin dari sebuah teknologi!
Semuanya saling melengkapi satu sama lain! Sekarang gue hampir gak punya waktu luang.
Segi positif dari ini semua, baru kali ini kita ngerasain bener-bener kuliah. Kita diajarkan untuk menjadi semakin kuat dan fokus.
Kalo suatu saat gue lama gak posting, sangat besar karena 2 hal:
Gue lupa password blogger gue, ato sibuk karena kesibukan kuliah ini..


Udah dulu ah..

See ya… ^^
Tunggu post gue selanjutnya!!


Balik ngerjain laporan lagi ah.. T-T








4 Responses to "-K.U.L.I.A.H.!!!-"

nee.Ya.nia Says :
17 Maret 2010 pukul 05.57

XD kasihan...kompen..kompen..
tipsnya bagus,, tapi inget anak jaman sekarang dah ga mempan di kasih permen...apalagi cuma 1..--"

Unknown Says :
17 Maret 2010 pukul 11.05

(--")9

iya juga.. ^^,a haha.. sapa tahu berhasil. .XP

Rosmana A.P. Says :
20 Maret 2010 pukul 22.17

Waduh... hampir semua mata kuliahnya kelas berat mas Bud... sabar ya mas... hehehe...

Unknown Says :
23 Maret 2010 pukul 06.55

@rosmana: iya.. sabar.. --a

Posting Komentar