*Note:
Jika kalian berhasil membaca tulisan gue ini, itu adalah tanda bahwa:
GUE BERHASIL SELAMAT DARI KIAMAT 2012!!
oke, artinya apa?
1.) Gue berhasil selamat.
2.) Gue masih hidup.
3.) Dunia gak jadi kiamat
(oke, 3 hal di atas sama aja!)
4.) Gue menarik semua pengakuan kesalahan yang gue katakan sebelum tgl 21 Desember 2012 kemaren! Itu murni karena desakan, paksaan, tekanan, dan tidak dapat dijadikan sebagai pengakuan ataupun barang bukti!
5.) Gue berhasil selamat. *minta digampar*
Jika kalian berhasil membaca tulisan gue ini, itu adalah tanda bahwa:
GUE BERHASIL SELAMAT DARI KIAMAT 2012!!
oke, artinya apa?
1.) Gue berhasil selamat.
2.) Gue masih hidup.
3.) Dunia gak jadi kiamat
(oke, 3 hal di atas sama aja!)
4.) Gue menarik semua pengakuan kesalahan yang gue katakan sebelum tgl 21 Desember 2012 kemaren! Itu murni karena desakan, paksaan, tekanan, dan tidak dapat dijadikan sebagai pengakuan ataupun barang bukti!
5.) Gue berhasil selamat. *minta digampar*
***
Ehem, uhuk-uhuk!
Di awal tulisan gue ini,
pertama-tama gue mau ngucapin selamat memasuki tahun 2013! Semoga di tahun ini
kita menjadi semakin lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dan banyak dari
harapan rencana dan impian kita yang mampu terwujud. Dan semoga Syahrini di Tahun 2013 ini semakin
kreatif lagi membuat istilah-stilah kreatif lainnya, selain kata-kata “Dahsyat
Cetar Membahana Halilintar Badai Topan Tornado Tsunami Hip-hip Hula-hula Ciyus
Enelan” (oke, kalimat di atas gua panjang-panjangin sendiri). Dan semoga gue semakin gampang jodoh, amin!
*agak curcol*
Setelah gue pikir, sampai tahun
2013 ini, ternyata banyak banget hal yang udah gue lewatin, alami, dan pelajari
dalam kehidupan. Gue banyak belajar pelajaran kehidupan, seperti persahabatan,
arti hidup, rasa sakit cinta, keikhlasan, asmara, sulitnya tantangan hidup,
pencarian belahan hidup, keihlasan, unrequited love, dan macem-macem. (bagi
yang merasa hal ini lebih banyak tentang masalah cinta, itu tidak benar!)
Serius! Gue banyak mengalami
pencerahan hidup hingga ke belakang ini, yang membuat gue makin amat sangat
berkembang dan banyak upgrade, dari yang awalnya à
Boot ver. 5.69 beta, menjadi Boot ver. 5.7 (trial ver with unfixed bug)
(cetek banget ya?). Gue jadi belajar bahwa, dalam hidup kita memiliki tujuan
dan harapan hidup, dan kita harus memperjuangkannya apapun yang terjadi. Gue
juga belajar bahwa terkadang hidup membawa kita tersesat ke lingkungan baru di
luar tujuan kita, ketika kita kehilangan arah, untuk menyadarkan bahwa banyak
hal lain yang juga berharga di luar sana. Kadang hidup juga mengajarkan kita
untuk pandai mengganti-ganti ‘topeng’ di bermacam tempat dan kondisi, dan
sering kehidupan juga mengajarkan untuk melepas ‘topeng’ pada orang-orang yang
tepat. Hidup mengajarkan kita untuk mengejar apa yang kita inginkan, tapi hidup
juga mengajari untuk ikhlas melepas. Kadang hidup mengajarkan untuk bersikap
ramah lembut, tapi hidup juga mengajarkan untuk bersikap keras. Kadang hidup
mengajarkan bahwa makan sushi yang bijak adalah menggunakan sumpit, tapi hidup
juga mengajarkan bahwa jika-berkali-kali-sushi-terjatuh-dan-tidak-ada-siapapun-melihat-dan-kamu-merasa-kelamaan-makan-keburu-lapar
kamu boleh mengambilnya dengan tangan.
Sepahit dan seburuk apapun, hidup mengajari kita untuk… hidup. Hidup yang terbaik tentunya.
Sepahit dan seburuk apapun, hidup mengajari kita untuk… hidup. Hidup yang terbaik tentunya.
Kalau resolusi, gue sekarang
ingin hidup lebih jujur lagi, mengurangi ego gue dalam bertindak apapun, rela
belajar apapun, rela mencoba apapun, rela mematuhi segala nasehat baik yang
sudah seringkali kudengar, dan mengurangi melakukan kesalahan hal yang sama
berulang-ulang. Amin!
(bagi yang harapanannya mirip gue, yuk sama-sama. Amin.. J semoga terkabul. Maksud gue, kita rela mengabulkannya sendiri. Amin.. )
(bagi yang harapanannya mirip gue, yuk sama-sama. Amin.. J semoga terkabul. Maksud gue, kita rela mengabulkannya sendiri. Amin.. )
***
Lagi-lagi lama gak nulis, gimana
kabar gue?
Gue, baik. Ya, gue masih hidup.
Yuph, sorry membuat kalian kecewa.
Gue masih sibuk corat-coret desain, gue makin pengen fokus desain di bidang desain karakter. Terakhir kemaren ini gue ikut lomba maskot di salah satu event si Surabaya. Gue masih autis, tapi sekarang udah lebih terkendali. Udah mulai mengurangi buang air besar di atas pasir dan makan tahu mentah di kulkas malam-malam (kalo yang terakhir, gue serius). Btw, gue sekarang kemana-mana lebih rapih lho.. Kalo dulu sukanya maen kemana-mana pake celana jeans pendek, sekarang kemana-mana pake celana panjang. Kalo dulu sukanya pake kaos, sekarang sering pake hem. Bahkan tidur juga pake hem. Gue juga sekarang lebih safety oriented. Mau keluar rumah, cek tekanan ban dulu, jangan sampe kurang angin. Mau kemana, cek uang dompet dulu. Keluar pake motor, cek surat STNK dulu. Lihat awan mendung dikit, berangkat pake jas hujan.
Gue masih sibuk corat-coret desain, gue makin pengen fokus desain di bidang desain karakter. Terakhir kemaren ini gue ikut lomba maskot di salah satu event si Surabaya. Gue masih autis, tapi sekarang udah lebih terkendali. Udah mulai mengurangi buang air besar di atas pasir dan makan tahu mentah di kulkas malam-malam (kalo yang terakhir, gue serius). Btw, gue sekarang kemana-mana lebih rapih lho.. Kalo dulu sukanya maen kemana-mana pake celana jeans pendek, sekarang kemana-mana pake celana panjang. Kalo dulu sukanya pake kaos, sekarang sering pake hem. Bahkan tidur juga pake hem. Gue juga sekarang lebih safety oriented. Mau keluar rumah, cek tekanan ban dulu, jangan sampe kurang angin. Mau kemana, cek uang dompet dulu. Keluar pake motor, cek surat STNK dulu. Lihat awan mendung dikit, berangkat pake jas hujan.
Oh ya berita sangat baik buruknya,
gue udah setahun ini juga ikut kecanduan demam korea-korea-an. Hash.. Tapi gak
kayak cewek-cewek ababil yang nge-fans boyband-apapun-asalkan-itu-dari-korea,
gue fokus. Gue cuma ngefans sesuatu yang berkualitas. Gue lagi kecanduan 2 hal,
yaitu: variety show Running Man, ama girlband Girls Generation (SNSD).
(bagi yang gak tahu apa itu Running Man, bisa search di google. Itu variety show nomor 1 di Korea, yang booming hingga internasional, lucu N seru abis! Bagi yang gak tahu apa itu SNSD, gue ikut berduka cita, pasti hidup kalian tidak bahagia.)
(bagi yang gak tahu apa itu Running Man, bisa search di google. Itu variety show nomor 1 di Korea, yang booming hingga internasional, lucu N seru abis! Bagi yang gak tahu apa itu SNSD, gue ikut berduka cita, pasti hidup kalian tidak bahagia.)
Kalau ada yang nanya ke gue, gue
tahu persis jawabannya:
Kenapa suka Running Man? “karena gamenya seru abis! ”
Kenapa suka SNSD? “mereka cantik-cantik!”
Kenapa suka Running Man? “karena gamenya seru abis! ”
Kenapa suka SNSD? “mereka cantik-cantik!”
Kalau mereka masih kurang puas, N
nanya lagi:
Kenapa suka Running Man? “karena kejadiannya konyol-konyol, lucu parah!”
Kenapa suka SNSD? “mereka cantik-cantik!”
Kenapa suka Running Man? “karena kejadiannya konyol-konyol, lucu parah!”
Kenapa suka SNSD? “mereka cantik-cantik!”
Kalau masih aja ngeyel, N tetep
gak percaya:
Kenapa suka Running Man??? “TIAP KARAKTERNYA UNIK, KHAS, DAN SALING MELENGKAPI!! GAK BOLEH ADA YANG KELUAR ATAU DIGANTI!!! MEREKA TIM SOLID!!!”
Kenapa suka SNSD??? “MEREKA CANTIK-CANTIK!!”
Kenapa suka Running Man??? “TIAP KARAKTERNYA UNIK, KHAS, DAN SALING MELENGKAPI!! GAK BOLEH ADA YANG KELUAR ATAU DIGANTI!!! MEREKA TIM SOLID!!!”
Kenapa suka SNSD??? “MEREKA CANTIK-CANTIK!!”
Kalo si Udik, dia sekarang kelas
1 SMP! Wah, gak nyangka ya, dia tahu-tahu udah gede.. perasaan baru kemaren dia
gue temuin keluar dari buah labu. (emang apaan?) karena gagal masuk SMP favorit
pilihannya (sekolah pilihan pertama), sekarang dia musti puas dengan SMP
pilihannya yang ketiga, jaraknya kurang lebih 15 menit dari rumah gue (hitung
sendiri jaraknya berapa km).
Dia tiap hari dianter jemput pake
motor. Kalau pagi gue anterin, kalau siang dijemput bokap. Seperti biasa,
jabatan anggota keluarga yang bisa nyetir: supir cadangan. Meskipun dia sering
mengeluh jarak sekolahnya yang jauh (SMP pilihan pertama hanya berjarak 3 menit
dari rumah gue) kalau dibandingkan gue dulu, si Udik jauh lebih beruntung. Dia
masih dianter jemput. Kalau gue dulu harus rela menanggalkan harga diri gue
dengan nebeng motor temen yang keluarganya lebih ‘mampu’. Uang saku gue dulu
ngepres, kalo gue pake buat naik angkot itu artinya sehari itu gue musti gak
jajan di sekolah dan musti sok sibuk di kelas ngerjain apapun tugas yang ada hari
itu di bangku gue. Kalau ada temen nanya kenapa kok cuma di dalam kelas aja N
gak jajan di luar, gue bisa jawab, “kenapa kalian masih terbelenggu keinginan
duniawi sepeti itu.. jajan adalah nafsu. Dan nafsu adalah sumber penderitaan.
Lepaskanlah.. dan kau akan damai.. terbebas.”
Meskipun mungkin temen-temen gue gak tahu, gue lagi mingsek-mingsek menghibur diri sendiri sambil gambar-gambar gak jelas di kertas.
Meskipun mungkin temen-temen gue gak tahu, gue lagi mingsek-mingsek menghibur diri sendiri sambil gambar-gambar gak jelas di kertas.
Yang
(agak-lumayan-sedikit-mungkin) keren, ternyata si Udik masuk kelas eksklusif di
sekolah itu lho!.. ya itu adalah semacam kelas unggulan, yang isinya adalah
kumpulan anak-anak paling cerdas seangkatan mereka. Kalau kalian pernah baca
komik detective Q, maka itu adalah kelas Q! (kalau di komik itu Q artinya
Qualified, maka mungkin Q di sini artinya: Q aja. Kelas setelah kelas M, N, O,
P) Setelah melalui semacam seleksi, ternyata adik gue masuk kelas itu.
Gue awalnya sih, terkagum-kagum,
“wah, ternyata ada juga yang bisa dibanggakan dari emm.. makhluk-yang-harus-gue
panggil-adik ini.. gak nyangka..”. Tapi setelah inget gimana sifat aslinya si
Udik kalau di rumah, gue jadi penasaran, “itu aslinya sekolah apa sih? Beneran
sekolahan? Kok si Udik bisa masuk??!”. Ya, kadang gue agak skeptis ke adik gue.
Note: sekarang dia masih suka corat-coret imajinatif, masih suka baca insiklopedia, discovery channel, On The Spot, masih suka banyak nonton kartun, juga kecanduan main game, dan juga baca Meme Comic Indonesia. Nunggu nanti dia jago bahasa inggris dikit, pasti dia bakalan kecanduan baca 9gag, dan tahu arti semua dialog dalam kartun Family Guys, The Simpsons N Sourth Park. Atau mungkin nonton Ted, berulang-ulang.
Note: sekarang dia masih suka corat-coret imajinatif, masih suka baca insiklopedia, discovery channel, On The Spot, masih suka banyak nonton kartun, juga kecanduan main game, dan juga baca Meme Comic Indonesia. Nunggu nanti dia jago bahasa inggris dikit, pasti dia bakalan kecanduan baca 9gag, dan tahu arti semua dialog dalam kartun Family Guys, The Simpsons N Sourth Park. Atau mungkin nonton Ted, berulang-ulang.
Galuh, adik gue cewek dan yang
pertama, dia kuliah semester akhir sekarang. Lagi sibuk-sibuknya ngurus skripsi
sambil ngelesi. Lagi sulit diganggu kayaknya. Dicolek dikit, gigit.
Kabar gembiranya, dia sekarang
bawa motor sendiri, jadi enak kalau ngelesi atau ada kegiatan lain dia bisa
fleksibel waktu dan tenaga, tapi masih tetep ngekost. yah, at least, dia gak perlu sengsara pas kuliah kayak gue dulu yang
harus bawa si vespa biru gue, Si Blues. Bagi yang baca blog gue dari dulu-dulu,
pasti tahu gimana halang rintang dan cobaan ketika gue tiap hari kuliah bawa
vespa ‘ajaib’ itu.
Gak banyak yang bisa gue ceritain
tentang si Galuh. Masa lalunya masih diliputi dengan misteri. Oke, maksud gue
emang dia gak banyak berulah atau bermasalah, yang bisa gue angkat ke blog. Dia
cewek baik-baik dan beriman.. kuliahnya aja di IAIN jurusan Matematika
Tarbiyah!
(oke, kenapa kalian memandang gue seperti itu?? Kakak dan adik kan boleh beda ekstrim!)
(oke, kenapa kalian memandang gue seperti itu?? Kakak dan adik kan boleh beda ekstrim!)
Nyokap. Kalau nyokap, masih
tetaplah wanita perkasa yang gokil, masih sanggup membawa keceriaan dan tawa di
sela-sela rumit dan beratnya rumah tangga. Beliau masih hobi bikin sarapan nasi
goreng dari nasi sisa semalem. Masih suka bikin masakan yang memancing pertanyaan-pertanyaan
dari gue semacam, “ini masakan kapan?” “makanan ini masih enak?” atau “ini,
sayur lodeh atau sop? Atau gabungan keduanya?” masih ortu yang seru pokoknya. Iya,
kami sekeluarga masih hidup setelah melalui semua percobaan makanan-makanan radioaktif
tersebut. Sel-sel kami telah menguat dan bermutasi setelah menghadapi berbagai cobaan
tersebut. Lidah gue aja kadang menyala ijo fosfor!
Oh ya, nyokap tuh hobi nonton
film. Beliau selalu terkagum dengan film buatan luar negeri. Katanya selalu menyentuh
perasaan dan totalitas. Yang gak disuka nyokap adalah genre film gontok (action, menurut bahasa nyokap
gue), robot, monster, dan superhero. Yang paling dia suka itu genre drama,
kehidupan, misteri, horror dan thriller. (kebalikan dari nyokap gue, Furi,
sahabat gue ini paling anti thriller N horror. Terakhir gue ngajak dia nonton
Cabin in The Wood, gue sempet mau bungkem mulutnya pake tas, karena teriakannya.
Ada adegan tusuk-tusukan dikit oleh zombie, dia udah teriak “OH MY GOD! OH MY
GOD!..” kalo Furi ketakutan karena filmnya, gue ketakutan karena Furi. Bawa
Furi nonton film thriller, ternyata lebih thrilling daripada film itu sendiri.)
Salah satu kebiasaan buruk nyokap ketika nonton film adalah: ketiduran. Kebanyakan film yang tayang di televisi main jam 9 malam. Dan tiap mencapai jam 10 ke atas, mata nyokap gue udah berat, karena sibuk segala urusan rumah tangga. Tinggal nunggu iklan 2 menit, alam bawa sadar nyokap gue udah melayang jauh lebih dalam jauh lebih lelap. Kalau udah gitu, bagaimanapun gue bangunin, it doesn’t work. “Mamak, bangun! Filmnya udah main lagi tuh..” Tiap gue bangunin, biasanya nyokap cuma melek 30 detik abis itu terlelap lagi. Besoknya mamak pasti bahas nyeselnya beliau karena sulitnya bangun.
Salah satu kebiasaan buruk nyokap ketika nonton film adalah: ketiduran. Kebanyakan film yang tayang di televisi main jam 9 malam. Dan tiap mencapai jam 10 ke atas, mata nyokap gue udah berat, karena sibuk segala urusan rumah tangga. Tinggal nunggu iklan 2 menit, alam bawa sadar nyokap gue udah melayang jauh lebih dalam jauh lebih lelap. Kalau udah gitu, bagaimanapun gue bangunin, it doesn’t work. “Mamak, bangun! Filmnya udah main lagi tuh..” Tiap gue bangunin, biasanya nyokap cuma melek 30 detik abis itu terlelap lagi. Besoknya mamak pasti bahas nyeselnya beliau karena sulitnya bangun.
Tapi belakangan, karena koleksi film
di hardisk gue makin banyak, gue
sering ajak mamak nonton film di laptop. Gue sengaja pilihin genre kesukaannya.
Karena tidak adanya iklan, jadi mamak bisa full konsen nonton hingga film
kelar. Giliran gue yang ketiduran, karena filmnya udah gue tonton sebelumnya.
Besok paginya seperti biasa, sambil masak, nyokap bakal cerita banyak tentang
film itu, “iya, Har! Ternyata orangnya itu sendiri adalah hantu. Makanya Mamak
awalnya heran, ‘kok bisa dia gitu?’ eh gak tahunya dia emang udah mati..”
“iya, udah mati. Emang sengaja
sedikit diceritain di awal.” Jawab gue sambil tersenyum. Nyokap lalu tetap
ngelanjutin cerita panjang lebar tentang film itu sambil bersemangat menggebu.
Gue terus mendengarkan sambil tersenyum. Hati gue bahagia. Gue gak mau
melewatkan sidikitpun. Gue tahu, suatu saat gue pasti akan merindukan saat-saat
seperti ini dengan nyokap gue. J
Oke, itu dulu kabar dari keluarga
gue, gue gak mau banyak-banyak cerita tentang orang lain, karena ini adalah
blog gue. Gak boleh ada orang lain yang ceritanya lebih menonjol dari gue di
sini. Bhuahahahaha!!..
***
By the way, other side, another
trip, sehari setelah tahun baruan kemaren gak ada angin gak ada ujan tiba-tiba si
Udik ngajak ke Pacet. (ya iya, kalo ada angin ada ujan ngapain juga ngajak ke Pacet?!!)
Ya, rekreasi ke Pacet. Dia pengen pergi ke pemandian air panas. Sejak pagi dia udah menghunuskan senjata buat diturutin keinginannya. Dia udah memakai berbagai ancaman dan tuntutan yang dia siapkan sejak jauh hari sebelumnya. Kalau ini adalah adegan penyanderaan oleh buronan seperti di film-film, dia sekarang dalam adegan udah membawa keluar gedung satu sandera yang tubuhnya dipenuhi bom, sambil memandang penuh yakin ke para polisi yang menodongkan pistol ke arahnya. “siapkan aku helicopter dalam setangah jam, jika tidak para sandera akan kubunuh satu persatu tiap satu menit! Jangan mendekat! Satu gerakan bodoh dari kalian, dapat membuatku menekan tombol pemicu ini!”
Ya, rekreasi ke Pacet. Dia pengen pergi ke pemandian air panas. Sejak pagi dia udah menghunuskan senjata buat diturutin keinginannya. Dia udah memakai berbagai ancaman dan tuntutan yang dia siapkan sejak jauh hari sebelumnya. Kalau ini adalah adegan penyanderaan oleh buronan seperti di film-film, dia sekarang dalam adegan udah membawa keluar gedung satu sandera yang tubuhnya dipenuhi bom, sambil memandang penuh yakin ke para polisi yang menodongkan pistol ke arahnya. “siapkan aku helicopter dalam setangah jam, jika tidak para sandera akan kubunuh satu persatu tiap satu menit! Jangan mendekat! Satu gerakan bodoh dari kalian, dapat membuatku menekan tombol pemicu ini!”
Karena gak punya banyak pilihan,
mau gak mau Mamak gak bisa gak menghiraukan si Udik yang terus rewel sejak pagi
itu. Setelah berpikir lama, dan karena hari ini kebetulan hari ini masih hari
libur, Mamak akhirnya nurutin si Udik. Akhirnya Mamak nyiapin helicopter.
Pilihan yang paling mematikan
tentu adalah: memilih sopir. Kandidat sopir sudah jelas sejak awal: gue, atau
bokap gue.
“Mau sama siapa, Dik?” tanya
Mamak ke Udik, memberi pilihan. “Mau sama Bapak, atau sama Mas?”
“Sama Mas aja, enak!” katanya
singkat, padat, penuh keyakinan. Jawaban itu keluar begitu cepat, seperti
seolah disuruh milih antara permen Mentos, atau gabungan permen Nano-nano,
Yupy, dan Sugus. Sementara gue, seperti merasakan dua rasa yang berbeda
bersamaan. Di satu gue bangga, gue ternyata tipe anak yang asik buat diajak keluar.
Tapi di sisi lain, gue ngerasa sedih karena gue gak bisa menikmati liburan di
rumah. Dengan santai. Dan nyaman. Sambil nonton Runningman.
***
“Har, bukannya ini udah kelewatan
ya?” tanya nyokap di belakang gue. Kita udah sekitar 45 menit perjalanan. Kita
semakin jauh ke jalan mengecil. “seharusnya di perempatan setelah Krian tadi
belok ke barat kan..”
“oh iya ya..” jawab gue
sekenanya, menetralkan situasi. Seperti yang sudah dapat ditebak, penyakit
kesasar gue kumat lagi. Gue tahu, nyokap di belakang sebenarnya udah panik
abis. Kalau aja gue bukan anaknya, pasti sekarang nyokap udah teriak kenceng, “TURUNIN
GUE SEKARANG! CEPAT TURUNIN, DASAR MANIAK! JANGAN CULIK SAYA! JANGAN
MACAM-MACAM! SAYA MEMBAWA SEMPROTAN FOGGING!”
“Coba kita tanya orang dulu
deh..” Gue sendiri juga hampir gak percaya, gimana bisa pada hal sesimpel
‘pergi ke Pacet’ aja nyasar, padahal belum sebulan gue habis dari sana! Dan,
ini ke Pacet gitu?! Orang buta arah yang gak bisa motoran, suruh ke sana pasti
bisa nyampe ke sana dengan mudahnya! Dijamin!
Kita lalu berhenti sebentar, dan
nyokap tanya orang di warung di pinggir jalan. Banyak orang lalu lalang jalan
di siang yang agak mendung itu. Sambil nunggu di atas motor, gue ngeliatin dari
agak jauh nyokap tanya. Emang, gue gak bisa dengerin suara nyokap yang lagi
tanya, tapi gue dapat memprediksi kalimat apa yang nyokap keluarkan dari bahasa
tubuh dan mimik bibirnya: “maaf pak, ini anak saya agak autis ya.. kemana-mana
musti nyasar. Pernah saya kasih minum betadin dicampur oralit juga gak ngefek.
Pernah saya suruh beli kemiri ke toko depan rumah aja pulang-pulang bawanya
merica. Ini saya sedang dalam perjalanan ke pacet, tapi tersesat dikarenakan
ulah anak saya ini. Enaknya anak saya ini sesampainya di Pacet dilempar ke
jurang aja kali ya??”
Setelah mendapat info yang
akurat, nyokap kembali dan kita melanjutkan perjalanan.
***
Seperti yang telah dapat diduga,
gak lama setelah masuk kawasan Pacet, macet melanda. Gue sumpah lupa total kalo
ini masih hari-hari event tahun baru. Jalanan hanya berjalan merambat, dan
mendaki. Motor gue jelas-jelas ngos-ngosan. Keahlian mengerem dan gas menge-gas
sangat ditantang di sini.
Sempet lolos setelah melewati
jalur sebelah kiri, agak lega selama kurang lebih 15 menit, ternyata di area
makin dekat tempat pemandian air panas, terjadi kemacetan total. Stuck.
Kendaraan di jalur kiri sama sekali gak bisa jalan. Arah sebaliknya juga hanya
bisa merambat sangat pelan. Banyak Polantas yang bentak-bentak agar motor-motor
dari arah gue buat mepet ke kiri. Gue juga gak bisa mengelak, motorlah penyebab
banyak kemacetan ini.
“Macet parah!” gue masih mencengkeram
erat rem tangan. “apa gak jadi ke air panasnya aja ya, ganti ke tempat lain?”
insting gue mengatakan dengan kuat bahwa kita jangan melanjutkan lagi ke depan.
Gue merasa, akan ada kejadian buruk, kalo kita maksa melanjutkan jalan ke
depan.
“Gimana, Ud?” tanya nyokap ke
Udik. “ini gak bisa lanjut gini.. ke tempat lain aja ya?”
“iya wes, ke tempat lain aja..”
jawab Udik nurut. Gue bener-bener gak nyangka dia bisa gampang diajak kerjasama
kayak gini. Kita lalu puter balik dan cari tempat baru.
“Ah, ke tempat yang ada patung
Iguana raksasanya tadi kita lewatin aja lho!..”
“oh, Pacet Mini Park!” kata gue
cepet. Meskipun sering lupa jalan, gue ingat begitu detail hal-hal seperti ini.
***
Setelah sebelumnya kita mampir
sejenak di warung bakso di pinggir jalan untuk mengisi perut, kita akhirnya
nyampe. Nyampe di sana, ternyata tempatnya lumayan rame. Dari yang gue baca di papan
pengumunan luar, disediakan berbagai wahana yang disediakan. Mulai dari waterpark,
tempat outbound, dan macem-macem. Banyak orang-orang jalan masuk. Sambil mengikuti
jalan arah mereka masuk, kita langsung ikutan masuk.
“Sepertinya orang-orang ini juga
korban macet juga, seperti kita.” Kata nyokap, ketika kita berjalan di jalan
setapak, dipayungi atap tumbuhan rambat yang sengaja di desain untuk melindungi
jalan setapak ini dari sengatan matahari.
“Iya, sepertinya tujuan mereka
awalnya juga gak kemari, tapi terpaksa ke sini karena macet.” Jawab gue sepakat.
“Atau mungkin, jalan itu dibuat
macet agar semua orang pindah kemari. Semuanya udah diatur.” Jawab Udik.
“Bisa jadi.” Kata gue, sambil
kita terus mengobrol menuju arah pintu masuk loket. Gue sadar, kalau ada orang
di belakang kita mendengar dialog kita, kita pasti dianggap Conspiracy Theory
Family. Yang kita bahas selalu adalah bagaimana cara kerja yang sesungguhnya
dari sebuah sistem dibandingkan yang terlihat oleh masyarakat umum di luar.
Jalan menuju loket masuknya udah
rindang, dipenuhi tumbuhan hijau, tumbuhan hias warna-warni, papan-papan
pengumuman arah jalan dengan desain kayu, dan macem-macem. Memberikan kesan
teduh, hijau dan ceria. Belum masuk aja, kita udah ngerasa seneng. Dan Udik,
yang paling keliatan seneng.
“Udik, gak usah masuk aja gak
apa-apa kan?.. jalan di sekitar sini aja udah seneng kok..” kata nyokap
tiba-tiba ajaib.
“Hahahahahaha!!...” Gue cuma bisa
ketawa ngakak saat itu juga.
“Yah!!... Hahahaha!.. ya masuk
donk!...” Udik separuh protes, separuh ketawa. “Hahahaha!..”
“Hahaha.. ngapain juga masuk, toh
nanti di dalem itu tempatnya mirip-mirip gini. Sayang uangnya..” kata nyokap
realistis.
“Hahahahahaha!!...” lagi-lagi, gue
cuma bisa ketawa ngakak saat itu.
“Yah!!.. kasihan banget ya, aku..
jauh-jauh dateng ke Pacet cuma untuk keliling di depan pintu loket Pacet Mini
Park.. Hahahaha…” kata Udik sekali lagi. “apa kata temenku entar.. Hahahaha..”
Gue bisa mengerti perasaan si Udik. Apa yang
musti dikatakan si Udik, kalo ditanya temennya entar?
“Udik, gimana di Pacet Mini Park
kemaren? Seru? Ada apa aja di sana?”
“Seru abis! Banyak wahananya
macem-macem deh pokoknya!”
“lha iya, kamu nyobain apa aja?
ada apa aja di sana?”
“di tulisannya tertulis ada
wahana waterpark, flying fox, taman, ATV, macem-macem! Seru pokoknya! Di depan
pintu masuknya aja tamannya rindang, sejuk, warna-warni, banyak papan-papan
pengumuman, ada kolam yang isinya ikan mas besar-besar di samping restoran,
jadi kalau kita pesen ikan bakar, ikannya langsung ngambil di sana..”
“Maksudnya??! Jadi kamu makan di
sana, gitu??..”
“Oke, gue ngaku! Gue cuma di
depannya aja. Gak masuk. Tapi gue sempet foto-fotoan banyak di depan patung
deket loketnya.”
***
Setelah kita bertiga bayar tiket
masuk lima ribu perak, si Udik langsung berlarian kesana- kemari. Dia seperti si
Mogli yang dikembalikan ke hutan setelah sekian lama tinggal di kota. Begitu mencapai
tempat pintu masuk waterpark, secara otomatis dia merengek pengen masuk kesana.
Setelah bayar tiket masuk waterpark seharga lima belas ribu rupiah, si Udik
langsung menemui bangsanya di wahana air itu. Sementara nyokap ngawasin Udik
dari luar, gue berkeliling melihat-lihat seluruh pelosok area di tempat wisata
ini.
Gue lalu mengajak nyokap buat
nyobain terapi ikan yang ada di sana. A kind of refreshment from my daily life!
Ternyata selain terapi kulit, terapi ikan juga terapi tertawa! Gue ama nyokap
gak henti-hentinya ketawa selama 20 menit di sana. Nyokap aja sampai ketagihan
N pengen nyobain lagi, tapi gak sempet karena udah kesorean. Setelah jalan-jalan
keliling bentar, kita balik.
It’s one of best quality family
time ever. :D
Tunggu post gue selanjutnya!!..
:D