-es krim parti!! (bag:2)-

Author: Unknown // Category:
(lanjutan…)

Setelah nyampe lantai yang kita tuju, di depan kita udah beberapa anak berkerumun di sekitar meja, di depan ruangan yang tertutup. Ada yang duduk di bangku. Beberapa lainnya berdiri. Kita langsung kesana.
“tiket 4 anak??” tanya cewek yang duduk di bangku tadi. Tepat di belakang meja.
“i..iya..” jawab satu anak dari kita dengan nada gugup.
“D3??” tanya cewek itu lagi.
“em…”

Kita berempat saling ngeliatin. Gak ada yang ngomong. Kita tahu arti pertanyaan itu. Cewek itu nanya ke kita, kita berasal dari D3 ato S1 dari kampus ini. Sangat mungkin harga tiketnya beda.
Si Reza berusaha menutupi kaosnya dengan tasnya.
Anak-anak di sekitar cewek tadi yang berdiri sambil ngobrol-ngobrol, mulai ngeliatin.
Aghh!!.. gimana ini??

Gue melihat situasi. Semua terlihat tidak tenang.
Tomi. Raut wajahnya terlihat agak cemas. Gak jelas kenapa.
Dedik. Dia gak berekspresi. Sepertinya dia pasrah dan siap dirajam kapanpun.
Reza. Rambutnya jadi kribo. Tunggu! Sejak awal rambutnya emang gitu.


Baru aja gue berencana mau bakar rambutnya si Reza buat jadi bom asap sebagai pengalih perhatian dan langsung masuk, tapi gue langsung inget film-film spy yang pernah gue tonton. Mungkin itu bisa jadi ide bagus.
Ya. Film spy. Agen rahasia selalu bisa lolos dari kepungan musuh dan bisa menyamar bagus di tempat musuh. Keahlian menyamar mereka adalah yang terbaik.
Kecuali agen minyak tanah dan agen air minum isi ulang! Mereka jualan!

Gue inget-inget kembali, kenapa semua agen rahasia di film-film itu selalu pandai menyamar dan bisa ‘membaur’.
Gue inget, yang membuat mereka selalu berhasil melakukan misinya adalah karena mereka selalu dapat bersikap tenang. Mereka selalu dapat bersikap bahwa mereka bagian dari tempat itu.
Bersikap normal dan biasa. Tidak mencurigakan.

Maka niat untuk mengalihkan perhatian dengan bom asap kosmik beracun itupun batal.
Gue lebih milih untuk berekspresi tenang dan ‘tidak mencurigakan’.


“D3??” tanya cewek itu lagi. Anak-anak lain yang berdiri tadi masih ngeliatin dengan serius.
“iya..” gue jawab dengan tenang.
Semua anak juga berusaha bersikap tenang. Dedik bersikap tenang. Gak berekspresi. (sepertinya nih, di kondisi apapun dia bakal kaya gitu terus!) Tomi bersikap tenang. Udah gak cemas lagi. Reza bersikap tenang. Rambutnya tetep kribo. (dugaan kuat, jika dalam kondisi cemas rambutnya bakal jadi lurus kaya abis di-rebonding!)

Si cewek lalu mengambilkan 4 lembar tiket. Dia lalu menuliskan nomor hape-nya menggunakan lelehan es krim dan menyerahkannya ke gue, sambil memberi sinyal untuk menelponnya nanti malem. Eh, itu kan iklan parfum deng!!

“40.000!” si cewek meminta uang sambil menyerahkan 4 lembar tiket tersebut.
Kita kemudian mendapatkan 4 cup eskrim kosong saat kita mau masuk, bersamaan dengan tiket yang kita tebus dengan uang 40.000.
Pintu yang tertutup tersebut kemudian dibuka. Si cewek menunjuk ke arah ruangan, mempersilahkan masuk.
Anak-anak lain masih ngeliatin. Terlihat berekspresi masih curiga. Gue tahu pikiran mereka.
“anak-anak ini abnormal..”



                                                                       ***

Kita ber-empat udah di dalam ruangan. Lebih tepatnya, berdiri gak jelas di tengah ruangan tepat di depan pintu.
Gue ngeliat ke seluruh penjuru ruangan.

Oke, kita review sedikit, bagaimana keadaan ruangan ini;

Tepat agak jauh di hadapan kita, di sudut ruangan, terdapat band yang lagi memainkan sebuah lagu emo funky gak jelas. Berlirik bahasa inggris. Terlihat, semua personilnya make kaos atasan warna hitam. Mereka memainkan musik dengan jingkrak-jingkrak kesana-kemari. (ampe sekarang gue masih bertanya-tanya, mengapa group band emo selalu identik dengan kaos item?! Apa biar kalo nyucinya gak bersih gak keliatan??)
Sang gitaris memakai topi bermotif kotak-kotak. Sang drummer make kacamata gede. Lalu sang vokalis punya rambut bagian depan yang agak panjang yang hampir nutupin matanya. Rambutnya dia kibaskan ke depan dan belakang ngikutin irama musiknya. Mungkin kalo rambutnya lebih panjang lagi, dia bakal jalan pulang dengan bawa tongkat sambil menyusuri tepi tembok.
Dia bernyanyi tereak kenceng-kenceng dengan beat yang cepet. Liriknya sama sekali gak jelas. Gue hampir sulit ngebedain, dia lagi nyanyi apa lagi marahin orang.
Sepertinya dia tipe-tipe orang yang tetep nyanyi dengan tereak-tereak, meskipun orang lain udah ngelemparin barang-barang ke dia biar dia berhenti.
Belum lagi suaranya. Suaranya tipe suara serak-serak pengen nimpuk! Jelek banget!
Kalo aja ada gelas di sampingnya, pasti langsung pecah!
(Bukan! Bukan pecah karena suaranya! Tapi pecah karena orang yang denger langsung pengen banting gelas itu!)
Tapi, meskipun dia mengetahui suaranya jelek, sang vokalis tetep aja nyanyi cepet. Sepertinya dia mikir, makin cepet dia nyanyi, maka makin enak suaranya. Makin tereak-tereak dia nyanyi, maka makin enak suaranya. Makin jingkrak-jingkrak dia nyanyi, makin banyak penontonnya.
Hingga beberapa menit gue ngeliatin group band tersebut melakukan tarian-tarian sesat (baca: nge-band) tersebut, cuma dua tiga orang yang menonton mereka.
Semoga mereka selamat.


Oke! Kita beralih ke samping kanannya, gak jauh dari sana.
Di sini, kita langsung dapat melihat layar LCD beserta proyektornya yang sedang memainkan sebuah film. Banyak bangku-bangku di depannya disediakan buat pengunjung yang pengen nonton. Terlihat sound system terletak di sebelah kanan.
Gue ngamatin film apa yang diputer. Setelah beberapa saat, gue baru sadar film apa itu.
Ya, gue tahu banget, film apa itu. Itu adalah film 2012.
Versi bajakan.
Sekali lagi, FILM 2012 VERSI BAJAKAN!! Itu sangat terlihat dari gambarnya yang goyang-goyang dan buram. Gambarnya bisa tiba-tiba menjadi terlalu terang lalu bisa menjadi gelap seketika. Bahkan gambar dan teks subtitle-nya kepotong di bagian kanan dan kirinya karena langsung ngerekam dari bioskop yang lebar layarnya panjang.
Beberapa puluh menit setelah nonton, kita akan ngeliat bayangan siluet orang yang lewat (entah mau kemana) di depan layar yang sangat mengganggu kita nonton.
(kenapa sih, selalu aja ada orang yang lewat di tengah-tengah film waktu kita nonton di bioskop?)
Oh my gosh! Kenapa nyetel film beginian di acara gini?! Gak adakah film yang lebih bermutu dan bagus kualitasnya yang bisa dipamerin buat ditonton?!
Belum lagi suara filmnya yang jadi kecampur ama suara dari band yang lagi tampil di sampingnya! Jadi gak jelas abis!!
Suara vokalis band yang lagi nyanyi bisa kecampur ama suara-suara efek dari film.
“..and, when I say it from… DUARR!!!”
“close my eyes.. and you will… HEELLPPPP!!!!”
“houoohh…. never come.. HOLD ON!!!”
Great!

*NB:
Untung aja disamping anak nge-band tersebut cuma ada main film aja, coba kalo ada tukang rujak, pasti bakal jadi makin ngaco.
“and, when I say.. RUJAAKK!!...”
“close my eyes, and you will see.. RUJAAKK!!...”

(tunggu, ngapain juga tukang rujak?!)


Kita pindah ke sebelah paling kiri dan inti dari acara ini.
Di sana kita akan melihat 3 meja yag disusun melingkar dan dikerumuni banyak sekali orang. Mereka semua berdesakan brutal memperebutkan sesuatu sambil membawa-bawa cup es krim. Gue ngeliatin cup es krim di tangan gue.
Gue baru sadar, apa itu es krim parti.



                                                                      ***
“eh, gimana nih? Rame banget!” kita ngeliat stand yang melayani permintaan es krim yang dipenuhi orang yang terus-menerus haus es krim.
“gilaa cak!! Ampe berebutan gitu!!” jawab Dedik.
“ruamee!!”
Gue baru tahu kalo es krim parti adalah nama lain dari acara meminta-minta-berebutan-es-krim-ke-mbak-mbak-bersama-puluhan-mamalia-berbulu-lainnya-yang-dimana-kita-bisa-mati-terbunuh-karena-sesek-napas-dan-keinjek-waktu-ngantri.
Gue mikir, kenapa mau makan es krim aja jadi anarkis kaya gini?! ini es krim parti apa acara zakat maut?! Gue mikir-mikir lagi tentang antri es krim yang lebih mirip kegiatan jihad pasukan berani mati ini.

Kita diem di tempat untuk beberapa saat.
Gue ngeliat stand yang melayani es krim itu. Mereka berdesak-desakan hingga gak terkendali.
‘mbak-mbak! Aku mbak! Aku mbak! Aku belum mbak!’ mereka semua terus berebutan minta biar dapet es krim duluan. Bahkan meja stand itu hingga terdorong ke belakang karena ulah mereka. ‘eh! jangan didorong-dorong ya.. semua pasti kebagian kok!!..’ sang pelayan udah penuh keringat. ‘iya-iya! Antri! Gantian mas!’

Oh my gosh! Kenapa ampe jadi gini? Gak bisakah mereka antri? Mereka berebutan secara brutal dan membabi buta. Ini udah kaya keramaian di mall pada H-1 lebaran. Dimana ratusan orang berdesak-desakan, berkeringat ria, ngacak-ngacak, dan berebutan baju dengan pengunjung lain di stand baju diskonan. Meskipun kadang mereka gak beli.
Ya, kadang mereka cuma panik. ‘besok udah lebaran! dan aku belum punya baju baru buat besok?! AGHH!!..’

Pikiran gue melayang kemana-mana ngeliat semua ini. Banyak hal campur aduk dan bergantian muncul. Satu pertanyaan di otak gue,
‘apa kalo gue mati di sini, apakah termasuk jenis mati syahid?’


Gue ngeliatin keramaian ini. “gimana? Jadi nih?”
“iya.. ruame gitu..”
“ya jadi lah!”
“huh..”
“ya mau gimana lagi?! Kita udah bayar 10.000!!” jawab Tomi, lagi-lagi meyakinkan. “kita gak boleh rugi!! Masa kesini gak dapet apa-apa?!” Seperti di film-film, bagian belakang tubuh Tomi seolah-olah mengeluarkan cahaya ke segala arah. Background musik berganti menjadi suara pencerahan. Sang tokoh utama melihat dengan mata lebar dan penuh penyadaran. Ini adalah saat-saat dimana sang tokoh utama kembali bangkit dari kekalahannya dan menemukan kembali semangatnya yang hilang serta jawaban misteri yang belum terungkap.
Jiwa kikir si Tomi langsung memberi motifasi kita ber-empat. Kita ber-tiga yang tadi sempet ragu selama beberapa detik karena melihat keadaan, langsung terpacu oleh semangatnya.
“ kita udah datang jauh-jauh gak ikut kuliah kesini! kita gak boleh kalah sama mereka!” Tomi berkata dengan penuh motivasi. “kita harus dapet!” Wajahnya berbinar penuh harapan. Seolah-olah ini adalah pidato terakhir presiden Amerika kepada seluruh orang di dunia tentang semangat dan harapan hidup manusia di film Armageddon, sebelum jatuhnya komet besar yang menghancurkan seluruh dunia..
“.. warga dunia.. Ini adalah es krim terakhir kita! Kita tidak mau lagi menyesal. Kita tidak ingin komet itu mengambil kesempatan terakhir kita. Peluk istrimu.. anak-anakmu.. ayahmu.. ibumu.. untuk yang terakhir kalinya.. berikan senyum terbaik kalian. Jika ingin menangis, menangis lah.. untuk yang terakhir kalinya..
Kita tahu, ini mungkin kesempatan terakhir kita. Tapi kita tak mau mati tanpa melakukan apa-apa! Kita masih ingin berjuang! Kita masih ingin tetap hidup!! Itu es krim kalian! Itu es krim kita!! Ambil! AMBIIILLL!!..”
Entah kenapa Tomi selalu bertindak benar di saat-saat kaya gini.

“iya juga. Oke! Ayo maju..”

Akhirnya kita berempat pun langsung berpencar terjun ke medan pertempuran.
Dengan penuh semangat, kitapun meneriakkan yel-yel penuh motifasi itu.
“MBAK!! MBAK!! AKU MBAK! AKU MBAK! AKU BELUM MBAK!!.. MBAK??”




                                                                      ***
“yes! dapet!!” kata gue, dengan penuh kemenangan. 1 cup eskrim coklat udah di tangan. Ternyata gak percuma perjuangan gue dalam 5 menit terakhir berebut es krim sambil terus-menerus merapal kata ‘mbak’ selama hampir seratus kali. Ternyata keberhasilan sangat ditentukan oleh seberapa kreatif kita merangkai kata ‘mbak’ tersebut.
“eh?? kamu udah dapet?” tanya Tomi keheranan, yang juga antri di samping gue di stand es krim coklat. Emang hampir mustahil bisa dapet es krim secepat ini dengan kondisi yang luar biasa ‘gila’-nya ini.
“iya!”
“sial!!.. aku harus dapet!..” terlihat, sekarang Tomi makin serius dalam kompetisi ini. Dia kembali lagi dalam usahanya mendapatkan ‘es krim seharga 10.000’ tersebut.
Suasana jadi makin gak terkendali. Semua anak makin berdesak-desakan. Gue yang udah dapet es krim, mau gak mau harus mundur dulu. Terlihat Tomi makin agresif.

Sambil menikmati es krim coklat yang baru gue dapet, gue mengunjungi Reza dan Dedik yang lagi (sibuk gila-gilaan) antri di stand es krim fanilla.
“eh, gimana? Belum dapet?”
“belum.. eh? kamu udah dapet ya!” jawab Reza sambil ngeliatin gue. Dia lagi sibuk mati-matian berebut antri. Sepertinya persaingan di stand ini lebih sulit daripada di stand es krim coklat.
“hehe..”
“kok bisa Bud?” tanya Dedik polos.
Sebenernya mau gue jawab, ‘ye iyelah! Gue getho!!’ tapi gue milih diem. Gue gak mau dihajar rame-rame ama anak di sana.


Beberapa menit kemudian, Tomi datang sambil bawa 1 cup es krim coklat. Sepertinya dia berhasil survive dari kompetisi maut ini.
“wah, udah dapet Tom?..”
“ya iya dong.. dapet dobel!!” jawab Tomi.
“hah?” gue ngeliat cup punya Tomi. Terlihat isinya dua kali lipat lebih banyak daripada isi cup punya gue. “kok bisa??”
“gila cak..” jawab Dedik, waktu noleh ke Tomi.
“kok bisa seh??” tanya Reza
“hehehe..” Tomi cuma cengar-cengir.

….
……
Oke! Karena gue baik hati, akan gue jelasin cara mendapatkan es krim yang baik dan benar, hingga gue bisa dapet es krim pertama kali.
Here we go!..


                                     KIAT ANTRI ES KRIM SUKSES, TANPA ANTRI

1.  siapkan jasmani 
Pastikan bahwa kondisi kamu sehat. Sebelum ikut antri, hitung denyut nadi kamu.
Kalo perlu minum antiseptik kaya betadine ato kalpanax, misalnya. Kamu gak mau, waktu lagi antri tiba-tiba penyakit ayan kamu kumat kan?!
Lakukan senam jari sebelumnya agar gerak tanganmu lincah pada saat kegiatan rebutan es krim! Bisa dimulai dengan banyak-banyak sms ke temen-temen kamu, latihan ngetik di keyboard dan lain-lain. Lakukan kegiatan-kegiatan yang banyak menggerakkan jari. Meskipun saran ini terlihat ngaco, mengada-ada dan gak guna, tapi percayalah ini akan berguna suatu saat nanti. Sebagai contoh, ada salah seorang anak remaja di suatu tempat di sana yang punya kebiasaan hobi mengetik di hape sejak dini. Karena hobinya tersebut, hal tersebut menjadi mata pencahariannya hingga saat ini. Kini omset-nya besar, dia bisa dapet 5 sampe 10 hape di tempat-tempat umum tiap harinya.
(oh maaf! Sepertinya itu maling hape!)
Practice make perfect! Semakin kamu latihan, semakin lincah tangan kamu!
PS: sangat tidak disarankan untuk ibu hamil!

2.  siapkan tempat es krim yang baik 
Hal ini sangat penting, guna sebagai tempat untuk es krim yang akan kita dapat. Kita gak pernah mau berebut es krim dengan hanya menadahkan tangan kita, lalu waktu kita dapet es krim, es krim tersebut ditaroh di kedua tangan kita, dan kita terpaksa menghabiskannya dengan menjilatinya di kedua tangan kita.
Untuk itu siapkan tempat es krim yang baik. Cup es krim, misalnya. Dengan desainnya yang aerodinamis, dengan gaya hambatan angin yang minimal, ditambah dengan bahan yang terbuat dari polyester non carbon diokside methanol semi polar yang dikembangkan khusus dengan metode algoritma difusi non stasionair extreme project (sumpah, gue bingung sendiri!), Cup ini memiliki ukuran yang pas untuk 1 porsi es krim. (emang sejak awal ini tempat buat es krim!!)
Jika cup es krim dirasa belum cukup dan masih kurang, maka kita bisa siapkan tempat lain yang lebih besar. Gayung buat mandi, misalnya. Dengan ini kemungkinan kita mendapatkan es krim yang lebih banyak pun lebih besar. Tapi sangat mungkin juga terjadi, kita bisa tidak mendapat es krim sama sekali, sambil orangnya bilang, “kenapa gak bawa galon aja sekalian?!”
Sangat patut dicoba.

3.  pake teknik dan trik khusus 
Hal ini yang terpenting! Dalam proses mendapatkan es krim, harap diperhatikan hal-hal penting untuk keberhasilan misi.
Dalam buku ‘Kiat menjadi Pengemis yang Sukses’, salah satu teknik terampuh agar kita bisa cepat berhasil adalah memasang mimik muka sedih dan memelas. Dengan memasang ekspresi wajah yang ‘minta dikasihanin’, diharapkan orang lain akan dengan mudah memberikan apa yang kita inginkan. Hati orang lain akan mudah tersentuh dan trenyuh, lalu akan memberi kita apa yang kita inginkan.
Kalo kebingungan bagaimana ekspresi wajah orang sedih, gak perlu khawatir! Kamu cuman perlu ngebayangin ortu kamu gak ngasih uang saku selama 1 bulan, maka ekspresi wajah kamu akan berubah jadi seperti itu tanpa secara otomatis!
Setelah berlatih mimik muka lancar, tinggal tambahin efek kata-kata agar orang lain lebih ngasihanin kamu,
“kasihan pak, dua hari gak makan di McD.. kasihan pak..”
Dan kamu pun siap berebut es krim.
(Note: Totalitas dalam berakting sangat berpengaruh besar di sini! Waspadalah!)


Tambahan: siapkan petasan!
Selalu ada kemungkinan tips-tips yang kita lakukan gak berhasil, terlebih lagi tips-tips di atas. Kalo udah dalam keadaan seperti itu, apa yang akan kamu lakukan?
Bunuh diri? Eits, jangan dulu! Yang kamu butuhkan di sini hanyalah petasan.
Saat dirasa semua cara-cara yang kamu terapkan dalam mendapat es krim tidak berhasil, segera siapkan beberapa biji petasan ukuran agak besar yang udah kamu persiapkan sebelumnya. Nyalakan beberapa biji sekaligus.
Saat muncul waktu yang tepat, segera lemparkan ke sekeliling kamu dan segera kabur dari tempat itu dengan memanfaatkan efek asap dan ledakan dari petasan yang meledak.
Sosok kamu menghilang, dan kamu pun aman.

Jika cara ini masih gak berhasil?
Oke! Kamu boleh bunuh diri pake petasan!



                                                                      ***

“sepertinya kita harus make strategi!” kata gue serius.
Kita ber-empat berdiri gak jauh dari stand es krim. Berdiri santai sambil menikmati suasana sekeliling. Suara lagu band pengiring terdengar santai. Kita sedang dalam posisi suka cita menikmati es krim kita masing-masing. Gue dengan es krim rasa strawberry berwarna pink di tangan gue. Ini adalah es krim ke-lima gue. Tomi dengan es krim fanilla-nya. Sepertinya itu es krim ke-enamnya. Dedik dan Reza dengan es krim coklatnya. Entah itu es krim yang ke berapa.
Tinggal tambahin kumis palsu, kita ber-empat dengan es krim masing-masing di tangan udah mirip kaya om-om yang suka nyulik anak kecil make es krim. (emang ada, gitu?)

“strategi?” tanya Dedik, heran.
“iya.. stategi.. buat mendapatkan es krim!”

…..
Strategi. Ya, seharusnya gue kepikiran pake cara ini sejak awal. Strategi. Di mana-mana kalo ingin mendapatkan hasil memuaskan kan memang harus make strategi. Bangsa Troy bisa menang perang, karena strategi. Spartan bisa menang perang, karena strategi. Obama jadi presiden, karena strategi. Si Udik bisa kabur waktu disuruh belajar, juga karena strategi. (ralat! Yang terakhir lebih kepada ‘pinter ngeles’)
Ya.. Strategi. Kalo mau berhasil, mesti pake strategi. Itu udah jadi hukum alam. Ini harus dilakukan. Gue udah jenuh datang berkali-kali ke stand es krim, lalu kemudian menyodorkan cup es krim rebutan ama banyak orang sambil bilang “Mbak! Mbak! Aku mbak!..”
Dan baru mendapatkan es krim 5 menit kemudian.
Betapa harga diri kita diinjak-injak hanya untuk sebuah es krim!
*mulai mempertanyakan tentang eksistensi harga diri sendiri*
Seharusnya ada cara yang lebih cepat kan? Dimana kita gak perlu antri dan berebutan cuma buat dapetin es krim??
Cara itu pasti ada, tapi gak gampang tentunya.. karena kalo gampang, pasti semua orang yang ada di ruangan ini pake cara itu buat dapetin es krim. Tentu saja..
Gue bayangin, seandainya saja stand es krim di sini jumlahnya ada sepuluh, pasti kita gak perlu antri sampe gini. Kita gak perlu berebutan dorong-dorongan hanya untuk mendapatkan es krim. Gue itung, antara jumlah total pengunjung di sini, dikali dengan kecepatan dalam melayani permintaan es krim per cup, lalu dibagi kecepatan tiap pengunjung dalam menghabiskan es krimnya, kemudian diakar dengan keinginan serta niat tulus pengunjung untuk mendapatkan es krim lagi dan diprosentasikan dengan kapasitas perut manusia dalam menampung makan di dalamnya dikali sepuluh, maka jika stand es krim jumlahnya sepuluh maka akan banyak mengurangi resiko dari antri dan berebutan jika dibandingkan jika hanya ada tiga stand saja. (analisa apa ini?!!)
Atau, seandainya saja tersedia satu stand es krim untuk setiap orang pengunjung di sini, maka kemungkinan mengantri pastilah menjadi 0% pemirsa! Dan gue pasti bisa senyam-senyum setan selama di sini!
Gue bayangin, gue bisa minta es krim kapanpun dan dalam kondisi apapun,

“mbak, es krim lagi! yang coklat ya..”
“hah? Udah abis? Perasaan tadi barusan aja minta kan?”
“udah abis tadi!”
….

“mbak, es krim lagi! Yang coklat ya..”
“hah?? Udah abis lagi?”
“iya!”
….

“mbak, es krim lagi! Yang strawberry ya..”
“mas, es krim coklat di cup-nya masih penuh tuh!”
“…”


Iya, seandainya kaya gitu..


Gue mikir sejenak.
Ah! Gue nemuin rencana bagus! Gue langsung kepikiran lagi tentang rambut si Reza.
Karena tadi rencana ‘membakarrambutrezasebagaibomasap’ batal, gimana kalo sekarang aja?!
Hm… ide yang brilian. Semua orang di sini pasti pingsan, setelah menghirup asap dari rambut Reza yang konon dapat membunuh semua nyamuk di benua afrika itu! Dengan begitu, kita ber-empat bisa menikmati es krim sepuasnya.
Oke kita susun rencana di tiap step-nya.
gue yang bagian nyalain rambut si Reza. (di sini gue musti make masker oksigen biar gak keracunan asapnya)
Tomi ama Dedik mengalihkan perhatian. (entah, mereka mau melakukan tari perut ato, tari ular ato apa)
Pengunjung terkecoh oleh Tomi ama Dedik. (ternyata mereka beneran melakukan tari perut)
Reza yang rambutnya udah terbakar, mengendap-endap mendekati pengunjung sambil guling-guling secara perlahan. (ini dilakukan karena ‘guling-guling’ terlihat lebih keren. Salahnya sendiri, disuruh ini itu mau aja!)
Penonton yang terkecoh, tanpa sadar mulai keracunan menghirup asap. (Tomi ama Dedik make masker oksigen, biar gak ikut keracunan)
Reza terus berputar guling-guling di sekitar penonton hingga semua keracunan. (gak tahu, kenapa dia hobi banget guling-guling)
Semua keracunan. Reza gue suruh berhenti.
Ternyata si Reza juga keracunan! ( dia satu-satunya yang gak make masker! ternyata dia keracunan asap dari rambutnya sendiri!)
Kita bertiga bawa si Reza ke rumah sakit.

….

“gimana strateginya?”
“gak wes.. gak jadi..” jawab gue singkat.
Gak mungkin gue mengatakan rencana gue yang abstrak itu. Rencana yang buruk. Sangat buruk. Iya, emang yang terbaik adalah pake cara yang semua orang ini lakukan. Mengantri.


“eh, ayo ngerjain tugas siskom!” Dedik tiba-tiba ngingetin hal yang beberapa puluh menit ini gue lupain.
“eh?! iya ya?..” gue ngeliat jam di hape gue. udah hampir jam 12. “oke! Habis ini!..”
Gue lalu kembali ke barisan orang-orang yang berebutan antri itu. Gak lama, ketiga anak itu juga ikut menyusul.




                                                                      ***

Kita ber-empat duduk di pojokan ruangan. Duduk di bangku kelas yang sebenarnya tadi dalam posisi terlipat. Bangku-bangku yang emang disusun di pojokan, agar ruangan jadi kosong dan dapat digunakan buat menggelar acara ini.
Tomi duduk sambil terus menikmati es krim-nya, yang entah ini sudah yang ke berapa. Dia dalam posisi tidak ingin diganggu. Reza lagi sms-an. Sepertinya usus di perutnya udah beku karena es krim. Mungkin untuk sebulan ke depan dia bakal benci es krim.
Gue ama Dedik sedang berhadapan dengan kertas F4 dan pulpen, mengerjakan tugas rangkuman siskom buat kuliah entar. Bersama laptop Tomi yang menyala, menampilkan file ppt yang berisi apa-apa aja yang harus kita tulis.
Agak aneh emang, pesta ada di tengah ruangan, sementara kita malah berada di pojokan. Keluar dari hiruk-pikuk di sana. Seolah membuat dunia sendiri yang membatasi antara kita dengan mereka.

“Rez, pinjem cup-mu ya??” kata Tomi tiba-tiba. Es krim di cup-nya udah abis.
“eh, buat apa?” Reza terlihat heran.
“buat antri es krim! Kan lumayan, bisa langsung antri dua sekaligus!”
“WHATT?!” gue ama Reza langsung kaget. Gila! Yang bener aja! Anak ini terus-terus makan es krim dari tadi! Padahal perasaan dia udah makan banyak!
“kamu udah habis berapa cup Tom?” tanya gue.
“baru sebelas!” jawabnya polos tanpa dosa. Seolah-olah kalimat ‘baru sebelas’ itu maknanya sama ama kalimat ‘baru satu..’
“ya Rez? Cup-mu gak kamu pake kan?”
“eng.. enggak sih.. ya wes, pake aja.”

Beberapa menit kemudian Tomi kembali dengan pennuh kemenangan, “yee!!.. dapet dua!” dia membawa dua cup es krim, coklat dan fanilla di tangannya.
Si Reza lalu ikut menikmati es krim sebagai biaya sewa cup-nya.

Ya, gue yakin kita ber-empat bakal pulang dengan gejala sakit perut.

…..

…………
“eh? ternyata es krimnya bisa dikasih topping ya?” Tomi tiba-tiba nyeletuk.
“heh? Maksudnya?” gue gak nyambung, masih fokus ke tugas gue yang hampir aja selesai.
Tomi ngeliatin tiketnya. “ini! Di tiketnya! Di empat pojoknya ada gambarnya!” dia nunjuk empat gambar yang emang ada di pojokan tiket masuknya. “tadi aku lihat ada anak yang ke stand itu sambil ngasih tiketnya.. lalu es krimnya dikasih sesuatu di atasnya sama mbaknya!”
“eh? masak sih?” gue lalu buru-buru ngambil tiket gue yang ada di saku. Gue liatin. Ternyata bener, di bagian ke-empat pojok tiketnya ada gambarnya! Gue lihat ada gambar biscuit, wafer stick, meses dan bubuk. Gak tahu, bubuk apaan. Lalu ada gambar gunting dan batas garis putus-putus di sisi luarnya. “iya! Bener!”
“eh, iya tah?” tanya Reza sambil ngeliatin tiketnya.

Menurut dugaan gue, seharusnya tiap orang yang masuk sini maksimal bisa dapat topping hingga 4 kali. Setiap minta topping, maka salah satu pojokan tiket kita yang bergambar itu bakal dipotong. Jadi, meskipun bisa antri es krim sepuasnya, tapi kita dibatasi hanya sampai 4 kali topping.

“apa?!! Jadi kita udah berkali-kali antri es krim secara membabi buta, DAN BARU TAHU HAL INI SEKARANG?!!”
“AGHHH!!..”

                                                                THE END










17 Responses to "-es krim parti!! (bag:2)-"

nee.Ya.nia Says :
22 April 2010 pukul 20.15

XD... *untung mbakq lagi gak ada,, biasanya kalo aq onlen sambil ketawa2 geje dia langsung ngatain: "gendheng arek iki..!!", bersyukur dia lembur..XD *

eh itu yang bener motifasi atau motivasi?? --a

nb:verifikasi kata waktu mau ngepost komen = "cones".. kebetulankah?? --a

Unknown Says :
23 April 2010 pukul 17.12

hahaha.. XD beneran tah?! pantes mbak kamu bilang gitu.. XP

--a aku juga bingung.. sepertinya motivasi.. (ada masukan??)

he'em.. *mantuk2* itu kebetulan.. ^^
karena kata2 yang muncul itu random..

nee.Ya.nia Says :
23 April 2010 pukul 20.56

huh... --",)9

sepertinya yang benar adalah motivasi... --)b

^^

Unknown Says :
24 April 2010 pukul 06.10

hhihi.. ^m^ cuma becanda kok...
*telunjuk dan jari tengah disilangkan*

--a jadi, aku salah ketik??

^^ ajaib ya, bisa kebetulan gitu..

nee.Ya.nia Says :
25 April 2010 pukul 13.37

bagian mana yang becanda?? "telunjuk dan jari tengah disilang ta??" XD

ya!! salah!! nilai b.indonesiamu di kurangi 50...camkan itu --)b

jangan2....*menerawang menatap langit * (mulai geje dan gak nyambung.. maaf ya... haha)

eh,, btw emang kalo dari kampus lain gak boleh ikutan es krim parti ta?? --a hati2 mungkin ada anak kampus tersebut yang baca blog ini..waspadalah..

Unknown Says :
25 April 2010 pukul 15.59

bukan! kalo itu serius!! --b yang sebelumnya.. XD

huh.. -- *merunduk* tapi nilaiku udah 40... --a
(cuma kamu yang protes tentang tulisanku hingga saat ini.. >.<a makasih banyak.. ^^)

jangan2... apa?? --a (aku yakin,dia sebenernya gak ngerti mau ngomong apa.. XD wkwkwkwkkk.. ^m^)

untuk pastinya sih gak tau, cuma acara itu kan emang buat anak di kampus itu aja.. jadi kemungkinan besar, sepertinya gak boleh.. ^^7
bener juga.. --a bisa2 aku dituntut karena pencemaran nama baik??
(eh, tapi aku kan gak jelek2in.. XP)

nee.Ya.nia Says :
25 April 2010 pukul 18.03

oo.. bagian "hhihi.. ^m^ cuma becanda kok..." *mantuk2

bearti nilaimu sekarang - 10.. D.O... D.O... yeyeeyyeyeyeyye.. (^^v)
(o ya?? --a, ya..sama2..^^)

kok tau..--a

itu...kan ada yang bagian ngejelek-jelek.in anak band... XD

Unknown Says :
26 April 2010 pukul 18.49

he'em.. he'em.. -- *mantuk2*

emang ini kuis?? nilai bisa ampe -10?? --a
anak di DO malah seneng.. --)9 apa jadinya mmb tanpa aku??
(^^)

haha.. XD ya tahulah..

-- *merunduk menyesal*

AkaneD'SiLa Says :
1 Mei 2010 pukul 19.43

wkwkwk
gokil abis nhe,...
mau mam es krim aja ampe segitunya...
euh euh euh

Unknown Says :
3 Mei 2010 pukul 06.55

@akane: iya.. absurd emang.. demi es krim ampe gitu.. --"

ToPu Says :
6 Mei 2010 pukul 05.56

memangnya ngga' ada eskrim di tempat laen ya.....

Unknown Says :
6 Mei 2010 pukul 08.46

@topu: jadi gak party dunk.. cuma beli es krim aja.. ^^a

dek siti Says :
7 Mei 2010 pukul 12.28

mampiiiiiiir :)

tiche Says :
10 Mei 2010 pukul 18.26

wahahahahaha udah lama gak mampir ternyata banyak cerita baru yang geje..tapi so entertaining ^^

gak sekalian aja bawa beruang gitu biar semua pengunjungnya pada minggir hehehehe *devil laugh*

Unknown Says :
10 Mei 2010 pukul 19.58

@tiche: wah, anak ini masih hidup ternyata!! XD

hahaha.. XD gak lah.. (gimana bawa beruangnya coba?!)

tiche Says :
13 Mei 2010 pukul 10.14

haha aku masih hidup dan (sayangnya) eksis lagi di dunia maya wkwkwkwk...

yah kan kalian pawangnya gitu (saking buasnya sampe bakat jadi pawang hewan buas gara2 hewannya takut ma kalian) wkwkwkwk
kan bisa tuh diambil dari kebun binatang surabaya gitu (emang ada beruang??) terus dgonceng dibawa deh ke UKP wkwkwk

Unknown Says :
15 Mei 2010 pukul 10.48

haha.. selamat kembali.. ^^

wkkwkwkwkk.. XD ini malah jadi horror party..

Posting Komentar